KATA
PENGANTAR
Alhadulillah, segala puji bagi
allah SWT yang telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum di
ketahuinya dan memberikan hidayah dan rahmatNya antara lain berupa kekuatan
lahir dan batin sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan makalah ini
dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan
kritikan yang sifatnya membangun sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan
penulisan makalah ini pada masa yang akan mendatang.
Akhir kata dengan segala
kerendahan hari penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
Amin............................
Kendari, JUNI 2012
Penulis
LA ODE SAMARUDDIN
DAFTAR
ISI
Sampul
Kata Pengantar.......................................................................................................... I
Daftar Isi.................................................................................................................. II
BAB I
a. Latar Belakang...................................................................................... III
b.
Rumusan Masalah............................................................................... IV
c.
Tujuan dan Manfaat............................................................................. V
a.
Tujuan ................................................................................... V
b.
Manfaat ................................................................................. V
BAB II
a.
Pengertian komunikasi........................................................................... 1
b.
Komunikasi social.................................................................................. 2
a.
Pembentukan konsep diri...................................................... 3
b.
Pernyataan eksistensi diri...................................................... 3
c.
Komunikasi dan Perubahan sosial......................................................... 6
a.
Sistem Sosial........................................................................... 6
b.
Perubahan Sosial..................................................................... 6
c.
Komunikasi dan perubahan social.......................................... 7
d.
Komunikasi sebagai proses social.......................................................... 9
e.
Komunikasi sebagai proses Budaya..................................................... 11
BAB III
a.
Kesimpulan.......................................................................................... 16
b.
Saran.................................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Komunikasi
adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang
atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat
dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasi ada dua pihak yang
terlibat yaitu :
1.
Komunikator : Orang /
kelompok orang yang menyampaikan informasi atau pesan
2.
Komunikan : orang atau kelompok orang yang menerima pesan.
Dalam
berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu : Cakap, Pengetahuan, Sikap, Sistem Sosial, Kondisi
lahiriah. Menurut Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi
menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
Komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setara
bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
2. Proses komunikasi sekunder
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena
komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa
(telepon, surat, megapon, dsb.).
Dari penjabaran di atas, komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial. Setiap saat pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
Dari penjabaran di atas, komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial. Setiap saat pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
B. Rumusan
masalah
Adapun masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Bagaimana itu komunikasi sosial?
3. Menjelaskan Komunikasi dan perubahan sosial ?
4. Menjelaskan Komunikasi sebagai
proses sosial ? dan
5. Menjelaskan komunikasi sebagai
proses budaya?
C. Tujuan
dan Manfaat
a. Tujuan dari penulisan makalah
1. Agar kita dapat mengetahui dan mempelajari
apa itu komunikasi
2. Agar kita bias mengerti apa
bagaimana itu komunikasi social dan
3. Mengetahui apa-apa saja yang ada
dalam komunikasi itu
b. Manfaat dari penulisan makalah
Adapaun
manfaat dari penulisan makalah ini, semata-mata hanya untuk kita mempelajari
dan mengetahui serta bias kita mengerti.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari
bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya
adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata
communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik
bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.
Komunikasi secara terminologis
merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah
manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai
komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which
individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to
and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Di kutip dari buku Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar yang di tulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi
komunikasi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual,
dan komunikasi instrumental. Dan di makalah ini, penulis akan sedikit
menjelaskan tentang komunikasi sosial.
B.
KOMUNIKASI SOSIAL
Di kehidupan ini komunikasi
merupakan sesuatu yang sangat vital. Komunikasi berperan penting bagi kehidupan
manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk social. Setiap saat
pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal
maupun komunikasi non verbal. Namun , berkomunikasi dengan mengharapkan timbal
balik yang positif dari lawan bicara kita itu sulit, contohnya pada saat perang
dunia kedua. Menjelang akhir perang dunia kedua, terdapat bukti bahwa ada
kekeliruan dalam menterjemahkan pesan yang dikirimkan pemerintah Jepang dan ini
telah memicu pengeboman Hiroshima. Kata mokusatsu yang digunakan Jepang dalam
merespon ultimatum Amerika Serikat untuk menyerah diterjemahkan oleh domei
sebagai “mengabaikan”, tetapi pihak Amerika Serikat mengartikan kata tersebut
dengan “no comment” sehingga pihak Amerika Serikat memutuskan menjatuhkan bom
atom di Hiroshima. Padahal kata mokusatsu itu adalah “Kami akan menanti
ultimatum Tuan tanpa komentar.”
Melihat dari kasus di atas, kesalahpahaman dalam berkomunikasi akan mengakibatkan sebuah masalah, maka komunikasi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan pengamatan berbagai pakar komunikasi, mereka mengemukakan fungsi yang berbeda-beda, meskipun ada kalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut. Seperti yang sudah penulis katakan di atas, di kutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yang di tulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi komunikasi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Berikut ini saya akan membahas komunikasi sosial.
Melihat dari kasus di atas, kesalahpahaman dalam berkomunikasi akan mengakibatkan sebuah masalah, maka komunikasi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan pengamatan berbagai pakar komunikasi, mereka mengemukakan fungsi yang berbeda-beda, meskipun ada kalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut. Seperti yang sudah penulis katakan di atas, di kutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yang di tulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi komunikasi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Berikut ini saya akan membahas komunikasi sosial.
Komunikasi sosial adalah Kegiatan
komunikasi yang diaarahkan pada pencapaian suatu situasi integrasi sosial.
Komunikasi sosial juga merupakan suatu proses pengaruh-mempengaruhi mencapai
keterkaitan sosial yang dicita-citakan antar individu yang ada di masyarakat.
Komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
menbangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh
kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan (lewat komunikasi yang
bersifat menghibur) dan mempunyai hubungan dengan orang lain.
- Pembentukan konsep diri
Pembentukan konsep diri adalah
pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Aspek-aspek konsep diri diantaranya
: jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa fisik dan
lain-lain. Identitas etnik merupakan konsep penting atau unsur-unsur penting
konsep diri.
- Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk
menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan
eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
Komunikasi sosial itu sendiri bertujuan untuk integrasi bangsa dan sosial.
Integrasi adalah menciptakan rasa aman yang diperoleh dari ikatan sosial yang
kuat dengan mengorbankan sedikit atau banyak kepentingan individu. Adapun
beberapa masalah yang menjadi penghambat integrasi bangsa dan integrasi sosial,
yaitu :
1. Integrasi bangsa melalui komunikasi
antar generasi.
2. Pengaruh luar negeri melalui
komunikasi internasional dan ilmu pengetahuan.
3. Akibat-akibat pembangunan sebagai
unitended by products, contoh : pembangunan yang lebih banyak dikota
dibandingkan dipedesaan.
Integrasi bangsa dan sosial dapat dicapai melalui :
Integrasi bangsa dan sosial dapat dicapai melalui :
a. Perbedaan identifikasi bangsa
melalui bahasa.
Bahasa merupakan pencerminan dari realita hidup masyarakat,
mekanisme bersosialisasi dan komuniakasi, situasi hubungan, diri dan derajat
integrasi diri dan persediaan pengetahuan.
b. Identifikasi sosial melalui proses
belajar atau sosialisai.
Sistem sosial adalah hasil dari interaksi yang bersifat interdependen dan komplementer.
Sistem sosial adalah hasil dari interaksi yang bersifat interdependen dan komplementer.
c. Identifikasi sosial melalui
legitimasi
Contohnya yaitu : Di Indonesia sila Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan nilai yang merupakan perlu atau utama bagi seluruh warga negara
Indonesia.
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri sendiri dan juga orang lain
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri sendiri dan juga orang lain
C.
KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL
a.
Sistem Sosial
Dalam proses komunikasi pembangunan,
sistem sosial merupakan target atau sasaran dari perubahan yang akan
diciptakan. Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan unit yang
berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah
dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebuah sistem sosial terdiri dari
subsitem-subsistem sosial yang dalam konteks tertentu dapat pula menjadi sistem
tersendiri (sitem sosial tersendiri). Ditinjau dari luas lingkupnya, sistem
sosial dapat berupa sistem yang sangat besar, misalnya sebuah bangsa, sebuah
komunitas budaya, komunitas sosial, dan masyarakat. Namun demikian, sistem
sosial dapat pula berupa kumpulan unit manusia dalam skala kecil, misalnya
organisasi dan kelompok.
b.
Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di
mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh
para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa
tediri dari tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide
baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau
penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
Jenis-jenis Perubahan Sosial
Salah satu cara untuk
mengidentifikasi jenis-jenis perubahan sosial yang terjadi adalah dengan
mencermati dari mana sumber terjadinya perubahan itu. Jika perubahan itu
bersumber dari dalam sistem sosial itu sendiri, perubahan yang terjadi disebut perubahan
imanen. Sedangkan jika sumbernya ide baru itu berasal dari luar sistem
sosial, disebut perubahan kontak.
Perubahan imanen terjadi jika
anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangkan ide baru dengan sedikit
atau tanpa pengaruh sama sekali dari pihak luar dan kemudian ide baru itu
menyebar ke seluruh sistem sosial.
Perubahan kontak terjadi jika sumber
dari luar sistem sosial memperkenalkan ide baru ke dalam suatu sistem sosial.
Dengan demikian, perubahan kontak merupakan gejala “antarsistem”. Ada dua macam
perubahan kontak, yaitu perubahan kontak selektif dan perubahan
kontak terarah. Perbedaan perubahan tersebut tergantung dari mana kita
mengamati datangnya kebutuhan untuk berubah itu, dari dalamkah atau dari luar
sistem sosial.
Perubahan kontak selektif terjadi
jika anggota sistem sosial terbuka pada pengaruh dari luar (bersikap
kosmopolitan) pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru itu
berdasarkan kebutuhan yang mereka rasakan sendiri (felt-needs).
Perubahan kontak terarah atau perubahan terencana (planned changes)
adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian anggota
sitem sosial yang bertindak sebagai agen pembaru (agent of changes) yang
secara intensifberusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh lembaga dari luar.
Ditinjau dari cakupan sasarannya,
perubahan sosial dapat berupa perubahan dalam tataran mikro dan tataran makro.
Perubahan yang terjadi dalam tataran mikro adalah perubahan yang terjadi dalam
level individual, ketika seseorang menerima atau menolak inovasi, sehingga
berdampak pada perilaku orang tersebut, baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Perubahan yang terjadi dalam tataran makro adalah perubahan pada
level sistem sosial, ketika dalam sistem sosial terjadi struktur dan fungsi
sistem sosial.
c.
Komunikasi Dan Perubahan Sosial
Komunikasi merupakan unsur yang
sangat penting dalam proses perubahan sosial. Kita sama-sama paham, secara
sederhana komunikasi adalah proses di mana pesan-pesan dioperkan dari sumber
kepada penerima, baik secara langsung maupun melalui media tertentu. Dalam
proses perubahan sosial, pesan-pesan yang terkandung dan dioperkan oleh sumber
kepada penerima itu berupa ide-ide pembaruan atau inovasi. Oleh karena itu,
komunikasi yang digunakan untuk menciptakan perubahan sosial dikenal dengan
istilah komunikasi sosial atau komunikasi pembangunan.
Salah satu tipe komunikasi
sosial/komonikasi pembangunan yang paling menonjol adalah difusi. Difusi
merupakan proses dimana inovasi tersebar ke dalam sistem sosial. Oleh karen
itu, difusi dipandang sebagai kajian komunikasi tersendiri yang memokuskan
telaahan tentang pesan-pesan yang berupa gagasan baru.
Unsur-unsur Difusi
Difusi sebagai sebuah proses
penyebaran ide baru dapat terjadi jika ada (1) inovasi yang (2) dikomunikasikan
memlalui saluran tertentu (3) dalam jangka waktu tertentu, kepada (4) anggota
suatu sitem sosial.
Inovasi adalah gagasan, tindakan
atau barang yang dianggap abru oleh seseorang di mana kebaruannya itu bersifat
relatif. Suatu gagasan dapat dianggap sebagai sebuah inovasi oleh anggota
sistem sosial tertentu, tetapi juga dapat dianggap bukan inovasi oleh anggota
sistem sosial lainnya.
Saluran komunikasi dalam proses
difusi dapat berupa media massa atau media interpersonal. Jangka waktu adalah
banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses penyebaran inovasi dan
proses pengambilan keputusan adopsi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan
adopsi oleh anggota sistem sosial tergantung pada tingkat keinovatifan anggota
sistem sosial serta ciri karakteristik inovasi yang ditawarkan dalam pandangan
anggota sistem sosial.
Ciri karakteristik atau sifat
inovasi terdiri dari:
1. Keuntungan Relatif (Relative
Advantage)
2. Kompatibilitas (Compatibility)
3. Kompleksitas (Complexity)
4. Trialabilitas (Trialability)
5. Obsevabilitas (Observability)
D.
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL
Dalam
hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam
melakukan perubahan sosial (social change).
Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu
merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan.
Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia
akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi
keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan
antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999), menjelaskan hal ini dalam
genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami
kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan
sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat.
Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial
diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi
adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan
antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah
diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut :
1. Teori komunikasi mengandung makna
pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya
bertujuan membawa ke arah perubahan.
2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi
hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam
membawa perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari
banyak faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
3. Media yang digunakan dalam komunikasi
berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran
yang pada akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat
tempat mereka hidup.
4. Komunikasi adalah alat yang luar
biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental
yang membentuk wawasan orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang
berada dalam posisi mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang
menentukan menuju arah perubahan sosial.
Komunikasi
sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat. Secara garis
besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut : (1) Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen
masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja,
melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas); (2)
Komunikasi membuka peradaban (civilization)
baru manusia; (3) Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam
masyarakat; (4) Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi
nilai ke masyarakat; dan (5) Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai
manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan
identitas sosial seseorang.
E.
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES BUDAYA
Dalam hubungannya
dengan proses budaya komunikasi yang ditujukan kepada orang atau kelompok lain
adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung unsur-unsur
kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat
komunikasi. Dengan demikian, komunikasi juga disebut sebagai proses budaya.
Koentjaraningrat
(dalam Nurudin, 2004) menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari
hasil budi dan karyanya. Dari definisi tersebut layak diamati bahwa dalam
kebudayaan itu ada; gagasan, budi dan karya manusia; gagasan dan karya manusia
itu akan menjadi kebudayaan setelah sebelumnya dibiasakan dengan belajar.
Memandang kebudayaan hanya dari segi hasil karyanya adalah tidak tepat.
Demikian juga melihat sesuatu hanya dari gagasan manusia juga terlalu sempit.
Dengan kata lain, kebudayaan menemukan bentuknya jika dipahami secara
keseluruhan.
Apakah
kebudayaan hanya sekedar konsep? Tidak. Paling tidak kebudayaan mempunyai wujud
sebagai berikut : 1) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran
manusia; 2) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas; dan 3) wujud sebagai benda.
Melihat
wujud kebudayaan tentu secara operasional bisa dilihat dari isi kebudayaan yang
sering disebut sebagai cultural universal
meliputi :
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat rumah tangga, senjata alat produksi, transpor);
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi);
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi
politik, sistem hukum dan sistem perkawinan);
d. Bahasa
(lisan maupun tertulis);
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak);
f. Sistem
pengetahuan;
g. Religi
(sistem kepercayaan).
Komunikasi adalah salah satu wujud
kebudayaan. Sebab, komunikasi hanya bisa terwujud setelah sebelumnya ada suatu
gagasan yang akan dikeluarkan oleh pikiran individu. Jika komunikasi itu
dilakukan dalam suatu komunitas, maka menjadi sebuah kelompok aktivitas
(kompleks aktivitas dalam lingkup komunitas tertentu). Dan pada akhirnya,
komunikasi yang dilakukan tersebut tak jarang membuahkan suatu bentuk fisik
misalnya hasil karya seperti sebuah bangunan. Bukankah bangunan didirikan
karena ada konsep, gagasan, kemudian didiskusikan (dengan keluarga, pekerja
atau arsitek) dan berdirilah sebuah rumah. Maka komunikasi, nyata menjadi
sebuah wujud dari kebudayaan. Dengan kata lain, komunikasi bisa disebut sebagai
proses budaya yang ada dalam masyarakat.
Jika ditinjau secara lebih kongkrit, hubungan antara komunikasi dengan isi
kebudayaan akan semakin jelas.
1. Dalam mempraktekkan komunikasi
manusia membutuhkan peralatan-peralatan tertentu. Secara minimal komunikasi
membutuhkan sarana berbicara seperti mulut, bibir dan hal-hal yang berkaitan
dengan bunyi ujaran. Ada kalanya dibutuhkan tangan dan anggota tubuh lain
(komunikasi non verbal) untuk mendukung komunikasi lisan. Ditinjau secara lebih
luas dengan penyebaran komunikasi yang lebih luas pula, maka digunakanlah
peralatan komunikasi massa seperti televisi, surat kabar, radio dan lain-lain.
2. Komunikasi menghasilkan mata
pencaharian hidup manusia. Komunikasi yang dilakukan lewat televisi misalnya
membutuhkan orang yang digaji untuk “mengurusi” televisi.
3. Sistem kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi,
misalnya sistem hukum komunikasi. Sebab, komunikasi akan efektif manakala
diatur dalam sebuah regulasi agar tidak melanggar norma-norma masyarakat. Dalam
bidang pers, dibutuhkan jaminan kepastian hukum agar terwujud kebebasan pers.
Namun, kebebasan pers juga tak serta merta dikembangkan di luar norma
masyarkat. Di sinilah perlunya sistem hukum komunikasi.
4. Komunikasi akan menemukan bentuknya
secara lebih baik manakala menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan
kepada orang lain. Wujud banyaknya bahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi menunjukkan bahwa bahasa sebagai isi atau wujud dari komunikasi.
Bagaimana penggunaan bahasa yang efektif, memakai bahasa apa, siapa yang
menjadi sasaran adalah manifestasi dari komunikasi sebagai proses budaya.
Termasuk di sini juga ada manifestasi komunikasi sebagai proses kesenian
misalnya, di televisi ada seni gerak (drama, sinetron, film) atau seni suara
(menyanyi, dialog).
5. Sistem pengetahuan atau ilmu
pengetahuan merupakan substansi yang tak lepas dari komunikasi. Bagaimana
mungkin suatu komunikasi akan berlangsung menarik dan dialogis tanpa ada
dukungan ilmu pengetahuan? Ilmu pengetahuan ini juga termasuk ilmu tentang
berbicara dan menyampaikan pendapat. Bukti bahwa masing-masing pribadi berbeda
dalam penyampaian, gaya, pengetahuan yang dimiliki menunjukkan realitas
tersebut.
Komunikasi
sebagai proses budaya tak bisa dipungkiri menjadi obyektivasi (meminjam istilah
Berger) antara budaya dengan komunikasi. Proses ini meliputi peran dan pengaruh
komunikasi dalam proses budaya. Komunikasi adalah proses budaya karena di
dalamnya ada proses seperti layaknya sebuah proses kebudayaan, punya wujud dan
isi serta kompleks keseluruhan. Sesuatu dikatakan komunikasi jika ada
unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Kebudayaan juga hanya bisa disebut
kebudayaan jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya yang membentuk sebuah
sistem.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan
ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Di
kehidupan ini komunikasi merupakan sesuatu yang sangat vital. Komunikasi
berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu sendiri dikenal
sebagai makhluk social. Setiap saat pasti manusia di dunia ini melakukan
komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Namun ,
berkomunikasi dengan mengharapkan timbal balik yang positif dari lawan bicara kita
itu sulit,
B.
Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun
mengharapkan khususnya semua mahasiswa kesehatah masyarakat STIKES
MW dapat mengetahui serta memahami tentang Konsep Pengorganisasian
masyarakat dalam dasar-dasar kesling
DAFTAR PUSTAKA
Ø http://bambangsukmawijaya.wordpress.com/category/komunikasi-sosial/
Ø Mulyana, Deddy. 2007, Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rasadakarya: Bandung.
Ø Rogers, E.M. dam F.F. Shoemaker,
1987, Communication of Innovations: A Cross Cultural Approach, The Frre
Press, New York